Senin, 28 Juli 2008

PINDAH RUMAH (bagian dua)

Sambungan tulisan sebelumnya........ (sebagian masih tulisannya ibuk di MP-nya...)

Dua malam kami tinggal di guesthouse 3-4 Juli 2008 (dan tetep makan nasi bungkus, cuma menunya lebih bervariasi dibandingkan waktu di Rumbai, yang pasti lebih uenaak). Sementara paginya beres-beres dirumah dan nyiapin kamar-kamar buat tidur. Resminya kami tidur di rumah baru Merapi 54 hari Minggu tanggal 6 Juli 2008.

Seperti cerita sebelumnya, truck tiba di Duri 3 Juli 2008 jam 9 malam langsung barang2 dibongkar dan ditumpuk di teras rumah. Besok paginya pas kita mau beres-beres, datang 1 orang crew yang mau bantuin unpack. "Lo koq cuma seorang ? janjinya minimal dua orang" kata Bapak. Rupanya karena terlalu banyak yang moving, pengaturan jadwal dan job mereka juga jadi acakadut. Kemarin waktu kami sedang dalam perjalanan ke Duri, rupanya ada teman yang sedang dalam perjalanan pindahan juga dari Duri ke Minas. Otomatis crew moving kacau-balau keberadaannya. Belum lagi sehari setelah aku sampe di Duri, ada tetangga di Duri yang akan pindah ke Garut besoknya. Jadi sebagian crew juga ada disana untuk packing. Jadi ya maklum aja deh kalo cuma dibantuin sama 1 orang. Sampe "klebus" bajunya basah ngebongkar dan ngangkut barang-barang kedalam rumah. Untung ada Bapak dan Mas Adek yang bisa mbantuin angkut2 dan bongkar2.

Barang2 besar aja seperti sofa dan lemari yang disusun ditempatnya. Kardus2 yang dibuka mereka cuma barang yang pecah belah (alasannya biar bisa langsung dicomplain kalo ada yang pecah). Kardus 2 yang lain cuma dipisah2 dan dimasukkan ke kamar, gudang, dapur atau ruang makan. Sementara yang ngebongkar kami aja pelan2. Alhamdulillah enggak ada barang yang pecah.

Pas lagi liat-liat dibelakang rumah, eh ternyata rumah dibelakang juga sedang bongkar-bongkar garasinya untuk pindahan ke Rumbai minggu depan. Langsung aja bapak ngobrol sama tukang yang lagi bongkar2 karena kita juga butuh tukang untuk masang garasi. Akhirnya dapat juga orang yang bisa masang garasi (car port) bongkaran dari rumbai. Sabtu pagi survey, sabtu siang mulai kerja, dan minggu sore 6 juli garasi sudah terpasang rapi, akhirnya si hitam punya kandang.


Selesai pasang garasi, sekalian tukangnya disuruh bapak bikin pagar (pagar dibelakang rumah "wajib" dibuat, karena rumah kami berbatasan dengan play ground). Setelah diukur2 dan didesign bentuknya akhirnya disepakati pagar sepanjang 25 meter dengan harga 100 ribu per meter. Minggu depannya pagar mulai dikerjakan dan selesai 100% tanggal 20 Juli 2008 (agak susah dapat bahan kayunya dan musti nunggu lama). Begitu bahan tersedia, ternyata pengerjaannya cuma dua hari.


Hari-hari selanjutnya tanggal 7 s/d 12 diisi dengan kerja bakti (mumpung Mas dan Mbak masih libur sekolah). Masang karpet, masang korden di teras, masang boxnya dedek, ngerakit ayunan, masang hiasan di dinding (makasih pinjeman bornya Om Pram, makasih juga pinjeman tangganya untuk Pakde Hery), dan terakhir nyusun2 barang di rak. Designernya Ibuk dibantuin mbak Putri, sedang tukangnya Bapak dengan asisten Mas Adek. Teras dan kamar2 sudah sedikit tersusun rapi.




Minggu2 pertama ini tukang juga datang silih berganti. yang masang teralis, yang masang tali jemuran, mindahin internet, tukang kebun baru. Belum lagi orang-orang yang datang nawarkan jasa, guru ngaji, guru les bahasa inggris, tukang pijat dan luluran (yang ini terpaksa ibuk tolak ... hihihi, geli ibuk nggak biasa luluran), cuci mobil, sampe ibu-ibu datang dorong gerobak nawarin singkong sambil gendong anaknya umur 2 tahun ... Aduh bu, ibuk jadi ingat si dedek. Bersyukur nak, dedek nggak mesti ikutan ibu siang2 panas2 jualan singkong. Ya Allah .....

Seru sekali minggu pertama di Duri rupanya ... jangan ngomongin soal adaptasi. Punggung rasanya belum mau nempel ke kasur karena belum biasa. Semua serba asing. Bingung, nggak nyaman. Masuk rumah kayak masuk ke rumah orang ... hehehe. Setiap orang yang lewat ngeliatin kita yang lagi beres-beres dirumah, kali pada ngebatin, " OOO, lagi pindahan ya" ... belanja di commiss dan pasar Usuluddin kayak diliatin, "eh, ada orang baru ya" ... hehehe.

Tapi lebih dari itu semua Bapak dan Ibuk bersyukur anak-anak sehat walopun sempat kena debu dimana-mana. Nggak rewel, mungkin memang anak-anak lebih mudah beradaptasi dibanding yang tua. Cuma si mas yang sempat sakit tenggorokan, mungkin karena kecapekan bantu angkat2 barang. Habis cuma Mas yang bisa diandalkan jadi samson karena badannya lumayan gede. "Tapi nyembuhinnya gampang koq" kata mbak Putri, "kasih aja line internet" ... Mas langsung bakal sibuk dan nggak ingat lagi kalo tenggorokannya lagi sakit ... hehehe.

Minggu, 20 Juli 2008

PINDAH RUMAH (bagian satu)

Lama bapak nggak sempet nulis2 di blognya dedek ini, lho kenapa? soalnya awal Juli 2008 kami pindah rumah ke Duri dan sibuknya mulai pertengahan Juni 2008.

Seperti ditulis di cerita2 sebelumnya, Ibuk pindah kerja ke Duri, dari Explorations di Rumbai ke Bekasap AMT di Duri. Jadilah kami pindah rumah dari Iksora 124 Rumbai ke Merapi 54 Duri. Ibuk efektif pindah mulai 1 Januari 2008 dan rumah di Merapi 54 sudah dapat dari Maret 2008, tapi karena pertimbangan mas Adek mo Ujian, dan mbak Putri mau kenaikan kelas, kami memilih pindah rumah bulan Juli 2008. Tepatnya kami pindah rumah hari Kamis, 3 Juli 2008.

Alhamdulillah kami mendapat rumah yang bagus dan strategis. Kompleks Merapi kata orang2 Mentengnya Duri. Kondisi dan posisi rumah Merapi 54 juga sangat pas, rumah kondisinya baru, berbatasan dengan play ground (waaah dedek nanti kalo udah bisa jalan pasti seneng banget nih). Fasilitas banyak yang bisa dijangkau hanya dengan jalan kaki, commissary, bank, madical, lapangan basket, sekolah Mas Adek di SMA Cendana, Barber, Bowling dan Mess Hall maupun Wisma (Hotel). Yang agak jauh sekolahnya Mbak Putri, tapi halte busnya juga deket, cuma dibelakang rumah.



PACKING (sebagian diambil dari tulisan ibuk di MPnya)
Bulan Mei 2008 mulai milihin barang2 yang mau dibawa maupun dibuang atau kalau masih bisa dimanfaatkan disumbangkan. Selain itu mengelompokkan barang2 sesuai jenisnya, buku dikumpulkan jadi satu, dokumen2 penting disimpan dalam satu tempat, gudang mulai dibersihkan dan baju2 yang sudah tidak dipakai sudah dimasukkan kardus.

Ibuk sebenarnya sudah minta disurvey sama moving company tanggal 20 Juni 08. Tapi mereka datang tanggal 23 Juni. Trus minta mereka mulai packing sejak tanggal 23 Juni biar nggak kemrungsung. Ternyata liburan memang masa padat pindahan. Mereka menangani banyak sekali pegawai yang moving. Ntah yang cuma antar district atau yang keluar pulau kayak Jakarta, Garut atau Kalimantan. Alhasil mereka nawar untuk mulai packing tanggal 30 Juni. Ya sudahlah ... yang penting tanggal 3 Juli kami sudah harus berangkat pindah, kami nggak mau mundur lagi.

Kecemasan untuk kelancaran persiapan pindahan mestinya tidak beralasan kalo ini nggak liburan sekalian musim pindahan. Tapi ternyata dugaanku benar, mereka kekurangan packing material. Kardus kosong, selotip habis, busa nggak ada. Akhirnya kegiatan packing sedikit terkendala. Packing yang mestinya bisa sampe sore, habis makan siang mereka sudah pulang karena kardus nggak ada.


Sampai tanggal 2 Juni malam, masih ada sekitar 50 items cukup besar yang belum dipack. Kami nggak yakin apa bisa berangkat besoknya. Keramik terpaksa dijejer dirak dulu karena kardusnya belum ada.

Sofa sebagian dipack, sebagian nggak. Akhirnya ibuk dan bapak cari sisa-sisa kardus untuk ngebungkus sofa. Memang mereka bertanggung jawab akan keselamatan barang2. Sofa memang nggak bakal rusak atau robek, tapi siapa yang bakal tanggung jawab kalo fabricnya jadi kotor karena digeletakin ??? Beberapa items akhirnya ibuk dan bapak pack sendiri untuk tindakan penyelamatan, kayak bunga2 dan barang2 yang mudah kotor. Karpet dibuka dan dipack sendiri dengan bantuan Om Herman tukang kebun.

Sementara curio di ruang tamu pecah kaca depannya waktu dipack sama salah satu crew. Akhirnya curio itu nggak dibawa karena akan diganti dulu sama moving companynya. Sampai hari ini curio belum datang juga.

Kondisi rumah waktu lagi sibuk-sibuk gitu ... jelas kotor banget. Ibuk berusaha nyisahin satu kamar untuk tempat main dedek. Sampe mau berangkat masih ada 1 helai sprei yang belum dicopot karena nunggu dedek yang lagi tidur.


Selama proses pindahan kami dapat makan dari mess/company, 3 hari sebelum dan 3 hari sesudah. Karena alat dapur dan semua bahan makanan sudah mulai di packing juga. Akhirnya semua makan nasi bungkus/nasi kotak. Mas dan Mbak hari terakhir sebelum pindah terpaksa makan nasi bungkus pake tangan karena peralatan makan keburu dibungkus semua.


Akhirnya jam 4 sore tanggal 3 Juli kami semua berangkat ke Duri. Dua truck penuh barang dan dua mobil kami yang juga penuh barang dibagasinya. Penumpang dibagi 2, sebagian di jazz sebagian lagi di kijang karena bagian belakang sudah keisi penuh barang. Sebenarnya masih banyak barang yang belum keangkut. Tapi kami sudah nggak mau nunggu lagi karena takut kemaleman sampe di Duri. Denger-denger katanya setelah itu nyusul lagi 2 mobil, bawain barang yang masih sisa.


Jam 6.30 malem, sampe juga kami di Duri, langsung masuk guest house. Capek tapi nggak bisa istirahat. Yang penting ada tempat buat istirahat dululah karena ternyata diperjalanan semua pada mabuk. Bapak pikir unload barang bisa besok pagi aja.

Rupanya jam 9 malem, trucks2 yang ngangkut barang pada dateng. Bapak minta mereka nurunin barangnya besok aja. Tapi salah satu sopir truck bilang,"Bisa nggak unload sekarang aja, saya mau pulang langsung ke jakarta nih. kalo harus unload besok, bisa rugi saya" ... walah, nggak tau pak. Bilang sama crew moving companynya dong, jangan sama saya ....

Akhirnya kita juga yang ngalahin barang unload malam itu juga dan selesai jam 11.30 malem .... wuih, akhirnya bisa istirahat juga.

BERSAMBUNG........................