Seperti ditulis di cerita2 sebelumnya, Ibuk pindah kerja ke Duri, dari Explorations di Rumbai ke Bekasap AMT di Duri. Jadilah kami pindah rumah dari Iksora 124 Rumbai ke Merapi 54 Duri. Ibuk efektif pindah mulai 1 Januari 2008 dan rumah di Merapi 54 sudah dapat dari Maret 2008, tapi karena pertimbangan mas Adek mo Ujian, dan mbak Putri mau kenaikan kelas, kami memilih pindah rumah bulan Juli 2008. Tepatnya kami pindah rumah hari Kamis, 3 Juli 2008.
Alhamdulillah kami mendapat rumah yang bagus dan strategis. Kompleks Merapi kata orang2 Mentengnya Duri. Kondisi dan posisi rumah Merapi 54 juga sangat pas, rumah kondisinya baru, berbatasan dengan play ground (waaah dedek nanti kalo udah bisa jalan pasti seneng banget nih). Fasilitas banyak yang bisa dijangkau hanya dengan jalan kaki, commissary, bank, madical, lapangan basket, sekolah Mas Adek di SMA Cendana, Barber, Bowling dan Mess Hall maupun Wisma (Hotel). Yang agak jauh sekolahnya Mbak Putri, tapi halte busnya juga deket, cuma dibelakang rumah.
PACKING (sebagian diambil dari tulisan ibuk di MPnya)
Bulan Mei 2008 mulai milihin barang2 yang mau dibawa maupun dibuang atau kalau masih bisa dimanfaatkan disumbangkan. Selain itu mengelompokkan barang2 sesuai jenisnya, buku dikumpulkan jadi satu, dokumen2 penting disimpan dalam satu tempat, gudang mulai dibersihkan dan baju2 yang sudah tidak dipakai sudah dimasukkan kardus.
Ibuk sebenarnya sudah minta disurvey sama moving company tanggal 20 Juni 08. Tapi mereka datang tanggal 23 Juni. Trus minta mereka mulai packing sejak tanggal 23 Juni biar nggak kemrungsung. Ternyata liburan memang masa padat pindahan. Mereka menangani banyak sekali pegawai yang moving. Ntah yang cuma antar district atau yang keluar pulau kayak Jakarta, Garut atau Kalimantan. Alhasil mereka nawar untuk mulai packing tanggal 30 Juni. Ya sudahlah ... yang penting tanggal 3 Juli kami sudah harus berangkat pindah, kami nggak mau mundur lagi.
Kecemasan untuk kelancaran persiapan pindahan mestinya tidak beralasan kalo ini nggak liburan sekalian musim pindahan. Tapi ternyata dugaanku benar, mereka kekurangan packing material. Kardus kosong, selotip habis, busa nggak ada. Akhirnya kegiatan packing sedikit terkendala. Packing yang mestinya bisa sampe sore, habis makan siang mereka sudah pulang karena kardus nggak ada.
Sampai tanggal 2 Juni malam, masih ada sekitar 50 items cukup besar yang belum dipack. Kami nggak yakin apa bisa berangkat besoknya. Keramik terpaksa dijejer dirak dulu karena kardusnya belum ada.
Sofa sebagian dipack, sebagian nggak. Akhirnya ibuk dan bapak cari sisa-sisa kardus untuk ngebungkus sofa. Memang mereka bertanggung jawab akan keselamatan barang2. Sofa memang nggak bakal rusak atau robek, tapi siapa yang bakal tanggung jawab kalo fabricnya jadi kotor karena digeletakin ??? Beberapa items akhirnya ibuk dan bapak pack sendiri untuk tindakan penyelamatan, kayak bunga2 dan barang2 yang mudah kotor. Karpet dibuka dan dipack sendiri dengan bantuan Om Herman tukang kebun.
Sementara curio di ruang tamu pecah kaca depannya waktu dipack sama salah satu crew. Akhirnya curio itu nggak dibawa karena akan diganti dulu sama moving companynya. Sampai hari ini curio belum datang juga.
Kondisi rumah waktu lagi sibuk-sibuk gitu ... jelas kotor banget. Ibuk berusaha nyisahin satu kamar untuk tempat main dedek. Sampe mau berangkat masih ada 1 helai sprei yang belum dicopot karena nunggu dedek yang lagi tidur.
Selama proses pindahan kami dapat makan dari mess/company, 3 hari sebelum dan 3 hari sesudah. Karena alat dapur dan semua bahan makanan sudah mulai di packing juga. Akhirnya semua makan nasi bungkus/nasi kotak. Mas dan Mbak hari terakhir sebelum pindah terpaksa makan nasi bungkus pake tangan karena peralatan makan keburu dibungkus semua.
Akhirnya jam 4 sore tanggal 3 Juli kami semua berangkat ke Duri. Dua truck penuh barang dan dua mobil kami yang juga penuh barang dibagasinya. Penumpang dibagi 2, sebagian di jazz sebagian lagi di kijang karena bagian belakang sudah keisi penuh barang. Sebenarnya masih banyak barang yang belum keangkut. Tapi kami sudah nggak mau nunggu lagi karena takut kemaleman sampe di Duri. Denger-denger katanya setelah itu nyusul lagi 2 mobil, bawain barang yang masih sisa.
Jam 6.30 malem, sampe juga kami di Duri, langsung masuk guest house. Capek tapi nggak bisa istirahat. Yang penting ada tempat buat istirahat dululah karena ternyata diperjalanan semua pada mabuk. Bapak pikir unload barang bisa besok pagi aja.
Rupanya jam 9 malem, trucks2 yang ngangkut barang pada dateng. Bapak minta mereka nurunin barangnya besok aja. Tapi salah satu sopir truck bilang,"Bisa nggak unload sekarang aja, saya mau pulang langsung ke jakarta nih. kalo harus unload besok, bisa rugi saya" ... walah, nggak tau pak. Bilang sama crew moving companynya dong, jangan sama saya ....
Akhirnya kita juga yang ngalahin barang unload malam itu juga dan selesai jam 11.30 malem .... wuih, akhirnya bisa istirahat juga.
BERSAMBUNG........................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar