Ini suasana di tempat bude Hany, kakaknya ibuk tinggal. Kata bude Hany, hari itu sebenarnya masih ada sisa badai salju yang datang tengah malam. Bude Hany sudah nunggu-nunggu telpon dari bu Laura yang biasanya mengabarkan bahwa sekolah dibatalkan, tapi sampai bude siap berangkat kerja, telpon tetap tak berdering. Pak Mario, kepala sekolah tempat bude Hany kerja, gak meliburkan sekolah hari itu, karena 5 hari snow days sudah dipakai semua, bahkan sudah nambah lagi 2 hari lagi yang berarti nanti musim panas, sekolah bude Hany diperpanjang lagi selama 2 hari.
Kata bude Hany, pagi itu, begitu masuk jalan raya dari rumah bude Hany yang seperti rumah dedek dekat dengan hutan, semua tampak putih, pohon-pohon, sungai kecuali jalan raya yang sudah di keruk sama truck pengeruk salju dan punggung bukit yang tampak kelabu. Menurut bude Hany, pemandangan hari itu cantik sekali.
Di lingkungan bude Hany tinggal, juga semua tertutup salju, bahkan rumah tetangga bude Hany dan pakde Bill, tak terlihat pintu masuknya lagi dari rumah bude Hany karena salju dari atap rumah dan salju di tanah yang menyatu. Di depan rumah bude Hany sendiri saljunya juga tinggi sekali. Dulu mas Adek sama mbak Putri waktu main ke rumah bude Hany, suka sekali mainan salju di depan rumah. Mbak Putri biar kedinginan tetap aja mau main di salju.
Waktu itu Dedek belum lahir, jadi Dedek gak bisa ikut main sama mas dan mbak. Tapi kata ibuk dan bapak, kapan-kapan kalau ada rejeki lebih, kami semua mau main ke tempat bude Hany lagi. Kasihan bude Hany tinggal jauh sekali dari keluarga. Sering kangen sama kampung halaman katanya. bahkan Dedek sendiri aja belum pernah ketemu bude Hany. Tapi bude Hany sudah sering dengar teriakan Dedek di telpon. Bude Hany gemes sekali pengen gendong Dedek. Mudah-mudahan bude Hany juga lancar rejekinya supaya bisa pulang ke Indonesia dan bisa gendong Dedek, amin.
Kata bude Hany, pagi itu, begitu masuk jalan raya dari rumah bude Hany yang seperti rumah dedek dekat dengan hutan, semua tampak putih, pohon-pohon, sungai kecuali jalan raya yang sudah di keruk sama truck pengeruk salju dan punggung bukit yang tampak kelabu. Menurut bude Hany, pemandangan hari itu cantik sekali.
Di lingkungan bude Hany tinggal, juga semua tertutup salju, bahkan rumah tetangga bude Hany dan pakde Bill, tak terlihat pintu masuknya lagi dari rumah bude Hany karena salju dari atap rumah dan salju di tanah yang menyatu. Di depan rumah bude Hany sendiri saljunya juga tinggi sekali. Dulu mas Adek sama mbak Putri waktu main ke rumah bude Hany, suka sekali mainan salju di depan rumah. Mbak Putri biar kedinginan tetap aja mau main di salju.
Waktu itu Dedek belum lahir, jadi Dedek gak bisa ikut main sama mas dan mbak. Tapi kata ibuk dan bapak, kapan-kapan kalau ada rejeki lebih, kami semua mau main ke tempat bude Hany lagi. Kasihan bude Hany tinggal jauh sekali dari keluarga. Sering kangen sama kampung halaman katanya. bahkan Dedek sendiri aja belum pernah ketemu bude Hany. Tapi bude Hany sudah sering dengar teriakan Dedek di telpon. Bude Hany gemes sekali pengen gendong Dedek. Mudah-mudahan bude Hany juga lancar rejekinya supaya bisa pulang ke Indonesia dan bisa gendong Dedek, amin.
Jalanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar