Long weekend..... sebagian besar temen2nya bapak dan ibuk keluar kota, Om Agus, Om Kun dan Om Wahyu ke Jambi, Om Reza kemah ke Bukittinggi. Bapak sebenarnya diajak tanding bulutangkis juga ke Payakumbuh, tapi karena dedek masih kecil dan nanti repot gak bisa diajak ya akhirnya long weekend kali ini di Pekanbaru dan sekitarnya aja.
Kamis 20 Maret
Dedek jalan2 diseputar camp aja liat sekolahannya mas, jalan masuk ke sekolah mas banjir, soalnya sudah beberapa hari hujan turun terus menerus. Jadinya kalau ke sekolah mas harus memutar ke jalan besar dan agak jauh, gak papa ya mas, sekalian olahraga biar jerawatnya cepet ilang he he...
Kamis 20 Maret
Dedek jalan2 diseputar camp aja liat sekolahannya mas, jalan masuk ke sekolah mas banjir, soalnya sudah beberapa hari hujan turun terus menerus. Jadinya kalau ke sekolah mas harus memutar ke jalan besar dan agak jauh, gak papa ya mas, sekalian olahraga biar jerawatnya cepet ilang he he...
Jalan ke sekolah mas tgl 20 Maret
Jum'at 21 Maret 2008
Dapat undangan ulang tahunnya Om Erry di Minas, Mas ke sekolah ikut Mabit, jadi yang ke Minas dedek, mbak Putri, Ibuk dan Bapak. Berangkat jam 17.00 dan kena guyur hujan sepanjang jalan. Sampai di rumah Om Erry udah ada Mbak Ane sama Mbak Cia. Bapak paling seneng, soalnya langsung nemu tempe mendoan, dan hebatnya lagi ternyata Om Erry yang mbuat tempenya sendiri. Pulang sekitar jam 21.00 iring2an ama Tante Lena.
Dari berita yang didapat, pada waktu itu jalur Pekanbaru-Bukittinggi lumpuh total karena ada longsor di dua tempat, sehingga mobil harus memutar dari lintas tengah dan waktu tempuh lebih lama.
Sabtu, 22 Maret 2008
Pagi2 bapak njemput mas ke sekolah, dan sekitar jam 08.00 dedek dan semua pergi ke Pekanbaru, mau nyari bubur ayam kesukaan ibuk di Kimteng, sekalian mau nyari sofa buat rumah di Duri nanti. Sebelum ke Pekanbaru mampir dan liat sekolahnya mas lagi, ternyata dua hari diguyur hujan jalan ke sekolah tambah ilang.
Jum'at 21 Maret 2008
Dapat undangan ulang tahunnya Om Erry di Minas, Mas ke sekolah ikut Mabit, jadi yang ke Minas dedek, mbak Putri, Ibuk dan Bapak. Berangkat jam 17.00 dan kena guyur hujan sepanjang jalan. Sampai di rumah Om Erry udah ada Mbak Ane sama Mbak Cia. Bapak paling seneng, soalnya langsung nemu tempe mendoan, dan hebatnya lagi ternyata Om Erry yang mbuat tempenya sendiri. Pulang sekitar jam 21.00 iring2an ama Tante Lena.
Dari berita yang didapat, pada waktu itu jalur Pekanbaru-Bukittinggi lumpuh total karena ada longsor di dua tempat, sehingga mobil harus memutar dari lintas tengah dan waktu tempuh lebih lama.
Sabtu, 22 Maret 2008
Pagi2 bapak njemput mas ke sekolah, dan sekitar jam 08.00 dedek dan semua pergi ke Pekanbaru, mau nyari bubur ayam kesukaan ibuk di Kimteng, sekalian mau nyari sofa buat rumah di Duri nanti. Sebelum ke Pekanbaru mampir dan liat sekolahnya mas lagi, ternyata dua hari diguyur hujan jalan ke sekolah tambah ilang.
Jalan ke sekolah mas tgl 22 Maret
Perjalanan ke Pekanbaru ditemani hujan rintik2, dan begitu lewat samping stadion Rumbai ternyata sedah nampak tanda2 banjir.......
Perjalanan ke Pekanbaru ditemani hujan rintik2, dan begitu lewat samping stadion Rumbai ternyata sedah nampak tanda2 banjir.......
Jalan samping stadion Rumbai yang tergenang
Daerah sekitar jembatan siak #1 juga tidak luput dari luapan banjir, air pada waktu itu sudah hampir sampai jalan semen.
Daerah sekitar jembatan siak #1 juga tidak luput dari luapan banjir, air pada waktu itu sudah hampir sampai jalan semen.
Air sudah menggenangi rumah tanggal 22 Maret 2008
Pulang makan bubur mampir ke toko Dekor Antik di jalan Riau liat2 Sofa dan Korden buat rumah di Duri nanti.
Minggu, 23 Maret 2008
Pergi ke Pekanbaru lagi buat belanja ke Hypermart, mas gak mau ikut, makan siang di bakso Lapangan Tembak SKA. Dedek seperti biasa didorong2 mbak Putri pake keretanya hypermart, muter2 biar gak bosen.
Ternyata banjir bukannya surut, tetapi malah semakin meninggi, di sekitar jembatan siak #1 air sebagian sudah mengenangi jalan semen. Air selokan sudah penuh terisi air dan buat main anak2.
Minggu, 23 Maret 2008
Pergi ke Pekanbaru lagi buat belanja ke Hypermart, mas gak mau ikut, makan siang di bakso Lapangan Tembak SKA. Dedek seperti biasa didorong2 mbak Putri pake keretanya hypermart, muter2 biar gak bosen.
Ternyata banjir bukannya surut, tetapi malah semakin meninggi, di sekitar jembatan siak #1 air sebagian sudah mengenangi jalan semen. Air selokan sudah penuh terisi air dan buat main anak2.
Tanggal 23 Maret, selokan sudah penuh dan beberapa bagian semen sudah terendam
Senin, 24 Maret 2008
Bapak ke bengkel Honda, service mobil Jazz, kondisi banjir tambah tinggi lagi.
Selasa, 25 Maret 2008
Siang bapak pinjem mobil kantor di rumah Bossnya bapak di jalan Tegalsari, ternyata rumahnya juga kebanjiran dan sudah mulai masuk rumah. Bapak pinjem mobil buat ngangkut barang2 di "almarhum" tokonya bapak buat dibawa ke rumah. Dedek sempet mejeng di mobil kantornya bapak lho....
Malam harinya hujan sangat2 deras mengguyur Pekanbaru, dan inilah puncak dari hujan beberapa hari sebelumnya. Bener saja, dari berita yang didengar, dari TV yang dilihat, Pekanbaru khususnya daerah Rumbai Pesisir atau sekitar jembatan Siak#1 banjir besar. Banjir yang paling besar selama Bapak dan Ibuk tinggal di Pekanbaru dari tahun 1997. Di rumah bosnya bapak sudah masuk dalam rumah setinggi dada, dan mereka mengungsi kerumah saudara yang tidak terkena banjir.
Kamis siang bapak sempetin jalan2 ke Pekanbaru sendirian pakai kijang untuk melihat suasana banjir. Sengaja memilih siang jam 13.00 supaya tidak begitu macet, soalnya kalau sore sedikit pasti lebih ramai orang pulang kantor.
Berangkat lewat jalan sembilang sebelah kiri jalan sudah berdiri tenda dan beberapa tempat tergenang air, belok ke jalan sekolah, dipojokan tepatnya di depan photocopy reza air menggenang kurang lebih setinggi 1/2 meter, air yang terjebak dan baru hilang setelah 4 hari-an.
Dari jalan sekolah belok kiri ke arah Pekanbaru, Jalan Yos Sudarso, antrian kendaraan sudah mulai tampak dan Masyaallah........... mulai seratus meter dari pertigaan jalan sekolah kanan kiri sudah tergenang air. Terus ke arah jembatan semakin parah, air sudah hampir mencapai jalan aspal. Toko rotan dikanan kiri jalan sudah tergenang, rumah biru sebelah kiri sebelum tugu sudah setinggi pintu rumah. Sepanjang jalan kiri kanan sudah berdiri tenda2 pengungsi, ada tenda dari tentara, dari PMI maupun dari partai2 politik semuanya ikut membuat posko. Ditengah jalan banyak anak2 yang meminta sumbangan menambah macetnya lalu lintas. Duh Gusti, bencana apalagi yang Engkau berikan, ujian apalagi yang Engkau ujikan.
Untuk sampai seberang jembatan membutuhkan waktu sekitar 1 jam (kalau sore lebih macet lagi karena jam pulang kantor). Bapak pulang lewat jembatan siak#2, di jl Riau ujung terhadang banjir lagi, air di jalan sekitar 50cm. Mobil sedan gak berani lewat dan memilih balik cari jalan lain.
Belok kanan ke arah siak#2, kemacetan sudah mulai terlihat, ternyata siak#2 juga terjadi kemacetan yang lebih parah, didominasi truk dan bis, mobil harus antri satu per satu. Ternyata biang kemacetan adalah air yang menyeberang jalan dengan deras sekitar 1 km seterlah jembatan. Lagi2 mobil kecil gak berani lewat, banyak motor yang mogok karena businya kemasukan air. Setelah 1.5 jam-an akhirnya bapak bisa lolos dari macet dan selamat pulang ke rumah.
Jum'at, 28 Maret 2008
Bertepatan dengan ultahnya mas yang ke 14, dedek sekeluarga berniat makan malam ke Pekanbaru, makan di RM Mie Jowo yang masih grupnya Pendowo. Berangkat agak sorean sekalian mau liat kondisi banjir. Waktu tempuh ke Pekanbaru biasanya paling lama 1 jam, kali ini sukses 2.5 jam baru sampai ke RM di jl. Sisingamangaraja. Tapi karena sudah diniatin bermacet ria, semuanya santai2 aja di mobil termasuk dedek pinter gak rewel. Dedek liat banyak air dikiri kanan jalan, banyak orang2 dikiri kanan jalan, banyak rumah2an dikiri kanan jalan, banyak anak2 mandi dikiri kanan jalan.
Inilah gambaran banjir yang sempet difoto sama mas adek :
Bapak ke bengkel Honda, service mobil Jazz, kondisi banjir tambah tinggi lagi.
Selasa, 25 Maret 2008
Siang bapak pinjem mobil kantor di rumah Bossnya bapak di jalan Tegalsari, ternyata rumahnya juga kebanjiran dan sudah mulai masuk rumah. Bapak pinjem mobil buat ngangkut barang2 di "almarhum" tokonya bapak buat dibawa ke rumah. Dedek sempet mejeng di mobil kantornya bapak lho....
Malam harinya hujan sangat2 deras mengguyur Pekanbaru, dan inilah puncak dari hujan beberapa hari sebelumnya. Bener saja, dari berita yang didengar, dari TV yang dilihat, Pekanbaru khususnya daerah Rumbai Pesisir atau sekitar jembatan Siak#1 banjir besar. Banjir yang paling besar selama Bapak dan Ibuk tinggal di Pekanbaru dari tahun 1997. Di rumah bosnya bapak sudah masuk dalam rumah setinggi dada, dan mereka mengungsi kerumah saudara yang tidak terkena banjir.
Kamis siang bapak sempetin jalan2 ke Pekanbaru sendirian pakai kijang untuk melihat suasana banjir. Sengaja memilih siang jam 13.00 supaya tidak begitu macet, soalnya kalau sore sedikit pasti lebih ramai orang pulang kantor.
Berangkat lewat jalan sembilang sebelah kiri jalan sudah berdiri tenda dan beberapa tempat tergenang air, belok ke jalan sekolah, dipojokan tepatnya di depan photocopy reza air menggenang kurang lebih setinggi 1/2 meter, air yang terjebak dan baru hilang setelah 4 hari-an.
Dari jalan sekolah belok kiri ke arah Pekanbaru, Jalan Yos Sudarso, antrian kendaraan sudah mulai tampak dan Masyaallah........... mulai seratus meter dari pertigaan jalan sekolah kanan kiri sudah tergenang air. Terus ke arah jembatan semakin parah, air sudah hampir mencapai jalan aspal. Toko rotan dikanan kiri jalan sudah tergenang, rumah biru sebelah kiri sebelum tugu sudah setinggi pintu rumah. Sepanjang jalan kiri kanan sudah berdiri tenda2 pengungsi, ada tenda dari tentara, dari PMI maupun dari partai2 politik semuanya ikut membuat posko. Ditengah jalan banyak anak2 yang meminta sumbangan menambah macetnya lalu lintas. Duh Gusti, bencana apalagi yang Engkau berikan, ujian apalagi yang Engkau ujikan.
Untuk sampai seberang jembatan membutuhkan waktu sekitar 1 jam (kalau sore lebih macet lagi karena jam pulang kantor). Bapak pulang lewat jembatan siak#2, di jl Riau ujung terhadang banjir lagi, air di jalan sekitar 50cm. Mobil sedan gak berani lewat dan memilih balik cari jalan lain.
Belok kanan ke arah siak#2, kemacetan sudah mulai terlihat, ternyata siak#2 juga terjadi kemacetan yang lebih parah, didominasi truk dan bis, mobil harus antri satu per satu. Ternyata biang kemacetan adalah air yang menyeberang jalan dengan deras sekitar 1 km seterlah jembatan. Lagi2 mobil kecil gak berani lewat, banyak motor yang mogok karena businya kemasukan air. Setelah 1.5 jam-an akhirnya bapak bisa lolos dari macet dan selamat pulang ke rumah.
Jum'at, 28 Maret 2008
Bertepatan dengan ultahnya mas yang ke 14, dedek sekeluarga berniat makan malam ke Pekanbaru, makan di RM Mie Jowo yang masih grupnya Pendowo. Berangkat agak sorean sekalian mau liat kondisi banjir. Waktu tempuh ke Pekanbaru biasanya paling lama 1 jam, kali ini sukses 2.5 jam baru sampai ke RM di jl. Sisingamangaraja. Tapi karena sudah diniatin bermacet ria, semuanya santai2 aja di mobil termasuk dedek pinter gak rewel. Dedek liat banyak air dikiri kanan jalan, banyak orang2 dikiri kanan jalan, banyak rumah2an dikiri kanan jalan, banyak anak2 mandi dikiri kanan jalan.
Inilah gambaran banjir yang sempet difoto sama mas adek :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar