Pagi sampai menjelang siang di wisma aja, siang baru jalan, sekalian cari makan siang. Makan kali ini pilihan jatuh kepada LOTEK TETEG. Opo kuwi? itu adalah warung lotek, semacam pecel yang berada di deket teteg (=palang rel kereta api). Warung ini sudah ada entah sejak kapan, tapi jamannya bapak dan ibuk kuliah sering makan di tempat ini, rasanya mak nyuuusss tenan, dan harganya mahasiswa banget. Lokasinya di deket Stasiun Lempuyangan, warung kaki lima dibawah jembatan layang, dulu, tapi sekarang pindah ke seberang jalannya, dengan lokasi parkir yang besar dan warung yang juga besar.
Pesen lotek 3 porsi, dan 1 porsi gado2 buat Mbak Putri, makan dengan cara lesehan, dan porsinya super jumbo, bapak aja gak abis. Rasanya masih mak nyuuus dan harganya juga masih harga mahasiswa. Satu porsi lotek atau gado2 yang super gede itu cuma 8 ribu rupiah saja, dijamin perut kenyang.
Kenyang makan lotek perjalanan dilanjutkan, tujuannya main di Taman Pintar. Posisinya ada di belakang Benteng Vandenberg, tepatnya dibekas shopping yang lama. Pasar shoppingnya sendiri bergeser ke sebelah timurnya, dibangun lebih bagus dan rapi.
Avanza telor bebek parkir di depan toko2 buku shopping dan kami masuk ke Taman Pintar. Beli karcis, masuk, langsung disambut aquarium besar dengan ikan2nya dan teriakan T-Rex. Mbak Putri langsung tutup kuping begitu T-Rexnya teriak.
Naik ke atas, liat2 alat peraga, dan sempet nyobain "rumah gempa", simulasi rumah yang kena gempa pada kekuatan 4 skala righter kalo gak salah. Pusing muter2, akhirnya naik satu lantai lagi dan nonton film 4 dimensi. Terpaksa lagi2 dedek diluar gak ikutan nonton, mas dan mbak yang nonton.
Selesai sudah di Taman Pintar, rencana mau main di halaman depannya yang banyak alat peraga juga, tetapi kondisinya masih panas menyengat, akhirnya gak jadi main. Ke parkiran lewat toko2 buku dengan "harga miring", sempet beli beberapa buku, mas adek sampai terkagum2 dengan harganya. Mas Adek sempet ngetes harga buku yang pernah dibeli beberapa minggu sebelum cuti, harganya 23.000. begitu ditanya disana, buku yang sama, harganya 14.000, waduuuhhh, murah banget kata mas.
Ibuk lain lagi, liat buku crafting, bandrol yang tertulis 36.000, ibuk langsung nawar dengan PD-nya:
"Mbak ini 30.000 aja ya...."
"Disitu tertulis berapa Bu?"
"Tiga puluh enam"
"Ooo, kalau gitu harganya jadi 26.000 aja"
Gubrak...?*.@!!, ternyata lebih murah lagi, dan mbaknya masih jujur ngasih harga jual yang sebenarnya.
Perjalanan dilanjutkan ke Keraton Jogja, mas mau minta restu Kanjeng Sultan, tapi apa daya, ternyata Keraton Dalem sudah tutup. Yo wes pilihan lainnya adalah ke Taman Sari, mudah2an masih buka. Eh Taman Sarinya juga sudah tutup, tapi karena posisi taman sari sudah "di dalam" perkampungan, Om guidenya masih mau nganterin lewat jalan belakang, walaupun ada bagian2 tertentu yang gak bisa dimasuki lagi. Yo wes gak papa, daripada gak tau dan balik lagi.
Akhirnya kita tour keliling diantar Om Guide yang dengan lancarnya menerangkan sejarah dari Taman Sari, ditanya gak ditanya teruuuusss aja nyerocos ini itu, guide yang baik hati, he he. Kondisi Taman Sari sebagian sudah direnovasi dan sebagian lagi masih ada bekas2 ambrol kena gempa 2006.
Mas Adek begitu antusias tanya ini itu :
"Itu apa Om?
"Ooo, itu tempat Raja berdiri liat para permaisuri mandi"
"Kalau ini Om?
"Ini semacam Masjid, itu tempat Imamnya, ini tempat Wudlunya..."
"Naaaah kalau yang itu? kata Mas masih penasaran.
"Oooo, kalau itu rumah Pak RT."
Berakhir sudah perjalanan keliling Taman Sari, pulang lewat Pasar Ngasem sebelum sampai ke parkiran mobil.
Malamnya makan di sate Samirono, sate yang bapak dan ibuk gak pernah makan waktu jaman kuliah dulu. Bukan karena rasanya gak enak atau gak doyan sate, tapi kondisi keuangan yang gak ada untuk jajan sate, hue he he.... kasian amat ya.....
bersambung..............
Pesen lotek 3 porsi, dan 1 porsi gado2 buat Mbak Putri, makan dengan cara lesehan, dan porsinya super jumbo, bapak aja gak abis. Rasanya masih mak nyuuus dan harganya juga masih harga mahasiswa. Satu porsi lotek atau gado2 yang super gede itu cuma 8 ribu rupiah saja, dijamin perut kenyang.
Kenyang makan lotek perjalanan dilanjutkan, tujuannya main di Taman Pintar. Posisinya ada di belakang Benteng Vandenberg, tepatnya dibekas shopping yang lama. Pasar shoppingnya sendiri bergeser ke sebelah timurnya, dibangun lebih bagus dan rapi.
Avanza telor bebek parkir di depan toko2 buku shopping dan kami masuk ke Taman Pintar. Beli karcis, masuk, langsung disambut aquarium besar dengan ikan2nya dan teriakan T-Rex. Mbak Putri langsung tutup kuping begitu T-Rexnya teriak.
Naik ke atas, liat2 alat peraga, dan sempet nyobain "rumah gempa", simulasi rumah yang kena gempa pada kekuatan 4 skala righter kalo gak salah. Pusing muter2, akhirnya naik satu lantai lagi dan nonton film 4 dimensi. Terpaksa lagi2 dedek diluar gak ikutan nonton, mas dan mbak yang nonton.
Selesai sudah di Taman Pintar, rencana mau main di halaman depannya yang banyak alat peraga juga, tetapi kondisinya masih panas menyengat, akhirnya gak jadi main. Ke parkiran lewat toko2 buku dengan "harga miring", sempet beli beberapa buku, mas adek sampai terkagum2 dengan harganya. Mas Adek sempet ngetes harga buku yang pernah dibeli beberapa minggu sebelum cuti, harganya 23.000. begitu ditanya disana, buku yang sama, harganya 14.000, waduuuhhh, murah banget kata mas.
Ibuk lain lagi, liat buku crafting, bandrol yang tertulis 36.000, ibuk langsung nawar dengan PD-nya:
"Mbak ini 30.000 aja ya...."
"Disitu tertulis berapa Bu?"
"Tiga puluh enam"
"Ooo, kalau gitu harganya jadi 26.000 aja"
Gubrak...?*.@!!, ternyata lebih murah lagi, dan mbaknya masih jujur ngasih harga jual yang sebenarnya.
Perjalanan dilanjutkan ke Keraton Jogja, mas mau minta restu Kanjeng Sultan, tapi apa daya, ternyata Keraton Dalem sudah tutup. Yo wes pilihan lainnya adalah ke Taman Sari, mudah2an masih buka. Eh Taman Sarinya juga sudah tutup, tapi karena posisi taman sari sudah "di dalam" perkampungan, Om guidenya masih mau nganterin lewat jalan belakang, walaupun ada bagian2 tertentu yang gak bisa dimasuki lagi. Yo wes gak papa, daripada gak tau dan balik lagi.
Akhirnya kita tour keliling diantar Om Guide yang dengan lancarnya menerangkan sejarah dari Taman Sari, ditanya gak ditanya teruuuusss aja nyerocos ini itu, guide yang baik hati, he he. Kondisi Taman Sari sebagian sudah direnovasi dan sebagian lagi masih ada bekas2 ambrol kena gempa 2006.
Mas Adek begitu antusias tanya ini itu :
"Itu apa Om?
"Ooo, itu tempat Raja berdiri liat para permaisuri mandi"
"Kalau ini Om?
"Ini semacam Masjid, itu tempat Imamnya, ini tempat Wudlunya..."
"Naaaah kalau yang itu? kata Mas masih penasaran.
"Oooo, kalau itu rumah Pak RT."
Berakhir sudah perjalanan keliling Taman Sari, pulang lewat Pasar Ngasem sebelum sampai ke parkiran mobil.
Malamnya makan di sate Samirono, sate yang bapak dan ibuk gak pernah makan waktu jaman kuliah dulu. Bukan karena rasanya gak enak atau gak doyan sate, tapi kondisi keuangan yang gak ada untuk jajan sate, hue he he.... kasian amat ya.....
bersambung..............